Malang Kota Apel, Bunga, dan Wisata

Malang adalah kota terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini memiliki sejarah kuno kembali ke Kerajaan Mataram. Penduduk kota sesuai sensus tahun 2010 adalah 819.708. Selama periode penjajahan Belanda, kota Malang adalah tujuan populer bagi warga Eropa. Kota ini terkenal dengan udara yang sejuk dan daerah asri di sekitar Tumpang, Batu, Singosari, dan Turen. Orang-orang di Jawa Timur kadang-kadang menyebutnya "Paris dari Jawa Timur." Malang terhindar banyak efek krisis keuangan Asia, dan sejak saat itu telah ditandai oleh pertumbuhan ekonomi dan populasi tetap.

Nama Malang diambil dari sebuah candi yaitu Malang Kucecwara. Nama candi tersebut sekarang diterapkan sebagai moto kota Malang. Malang Kucecwara secara harfiah berarti Allah telah menghancurkan palsu dan ditegakkan kanan. Lokasi candi ini terletak dekat kabupaten Malang. "Malang" adalah bahasa Jawa kata untuk "menghalangi (Bahasa Indonesia)" atau terhalang (bahasa Inggris). Berasal dari cerita-cerita sejarah tradisional yang orang Malang bertempur dengan gagah berani melawan penjajah dari Kesultanan Mataram.

Ratusan, bahkan ribuan tahun lalu sebelum Malang menjadi kota terbesar kedua di Jawa Timur, Malang digunakan untuk menjadi pusat pemerintahan dari Kerajaan Kanjuruhan dan Singosari. Dalam era berikutnya, Kabupaten Malang menjadi tempat yang penting ketika pemerintah Kerajaan Mataram menguasai daerah itu, sehingga kabupaten terbesar di Jawa Timur dan sejak saat itu perkembangan Kabupaten Malang telah meningkat dengan baik.

Sejarah Kabupaten Malang bisa terungkap melalui prasasti Dinoyo 760 Masehi sebagai dokumen resmi utama untuk mendukung kelahiran Malang sebelum prasasti yang baru ditemukan pada tahun 1986, yang sejauh ini belum terungkap. Menurut prasasti, disimpulkan bahwa abad ke-8 adalah awal dari keberadaan pemerintah Kabupaten Malang karena kelahiran Raja Gajayana yang memerintah kerajaan-Nya di Malang. Dari prasasti Dinoyo, diketahui bahwa prasasti tersebut menggunakan "Chandra Sengkala" atau "Cronogram" Kalender, dan menyatakan bahwa tanggal kelahiran Kabupaten Malang adalah pada Jum'at Legi (Jumat manis) 28 November 760 Masehi. (L. Damaes: ". Studed 'prasasti d'Indonesia IV 1952").

Kota ini dimasukkan ke wilayah kerajaan Mataram pada tahun 1614, kemudian ditransfer ke pemerintahan kolonial Belanda. Malang berubah di bawah Belanda, iklim sejuk yang dihasilkan dari ketinggian, bersama dengan kedekatannya dengan pelabuhan utama di Surabaya, membuatnya menjadi tujuan populer bagi orang Eropa Belanda dan lainnya. Pada tahun 1879, Malang telah terhubung ke jaringan kereta api Jawa, lebih meningkatkan pembangunan dan mengarah ke industrialisasi meningkat.

Seiring dengan pertumbuhan datang urbanisasi. Pemerintah tidak bisa memenuhi kebutuhan penduduk untuk perumahan yang terjangkau, yang mengarah pada pembangunan banyak rumah kumuh di sepanjang sungai dan trek rel. Sampai hari ini, kota-kota kumuh masih ada, meskipun beberapa telah berubah menjadi perumahan yang lebih baik.

Malang memiliki luas total 252,136 km2. Negara ini berbatasan dengan Kabupaten Pasuruan (Utara), Kabupaten Lumajang (Timur), dan Batu Kota (Barat). Gunung Bromo, salah satu gunung berapi terbesar di Jawa dan daya tarik wisata utama, terletak hanya di sebelah timur kota. Malang dilayani oleh Bandara Abdul Rachman Saleh, sebuah bandara domestik dengan penerbangan ke Jakarta.

Malang dibagi menjadi lima kecamatan:

  • Blimbing
  • Kedungkandang
  • Klojen
  • Lowokwaru
  • Sukun
Ada sekitar 1.175.282 orang yang tinggal di Malang. Kepadatan penduduk 10.000 - 200/km2, dengan pertumbuhan penduduk 9,3% per tahun.

Susunan rasial kota ini terutama dari Jawa dan Madura, dengan persentase kecil dari keturunan Arab dan Cina. Tidak ada discimination jelas terhadap keturunan ras minoritas Tionghoa.

Seperti sebagian besar Jawa, sebagian besar warga Malang adalah Muslim, ada minoritas kecil dari Katolik, Hindu, dan Buddha. Banyak bangunan ibadah masih berdiri dari konstruksi mereka di era kolonial. Sebagai contoh, Kota Malang Masjid Agung atau Masjid Agung Kota Malang di Kota Malang Square atau Alun-alun kota Malang; Gereja Hati Kudus Yesus (Gereja Hati Kudus yesus) di Kayutangan; Santa Maria dari Gunung Karmel Katedral (Gereja Ijen atau Katedral Santa Maria Gunung Karmel dari) di Jalan Ijen, yang merupakan kursi untuk Katolik Roma Keuskupan Malang, Gereja Imanuel di Alun-alun, dan Eng Kiong Sebuah Kuil Buddha di JL. Laksamana Martadinata No 1 Malang. Malang juga terkenal sebagai pusat pendidikan agama, hal ini terbukti dengan adanya banyak sekolah-sekolah Islam (pesantren) dan seminar Alkitab.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

Mohon tinggalkan pesan atau komentar Anda disini, terima kasih.